Sabtu, 07 April 2012

PKS Koalisi, Untung atau Rugi ?

Setelah kenaikan harga BBM batal diberlalukan pada 1 April lalu, Isu pemecatan PKS dari koalisi semakin santer di perbincangnkan disejumlah media dan menjadi isu politik top rangkin dalam seminggu. Polemik yang terjadi antara kubu Demokrat dan PKS ini dimulai dari penolakan PKS, atas kenaikan BBM dan kini makin memanas dikarenakan menyita perhatian para petinggi pemerintahan dan para petinggi politik.

Menurut salah satu pengamat politik Fadjroel Rachman apabila PKS dikeluarkan dari koalisis atau malah PKS yang keluar dari koalisi, maka suara dukungan untuk pemerintah SBY di DPR akan berada di posisi sekitar 50 persen, dan itu membahayakan stabilitas pemerintahan sehingga pilihan itu tidak akan diambil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. 

Berbeda dengan Fadjroel, Gun-Gun Heryannto pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah mengatakan keluarnya PKS dari koalisi maka akan mendatangkan keuntungan bagi Demokrat karena akan ada komitmen yang lebih jelas atas kontrak-kontrak politik yang disepakati 2009 lalu, tidak seperti sekarang.
Apapun pendapat para pengamat politik, masing-masing mempunyai pandangan tentang koalisi PKS dari kursi DPR. Sebagai penulis yang awam, hanya dapat menyimpulkan apapun yang terjadi kelak setelah PKS dikoalisi ataupun tidak, semoga dapat membuat kehidupan masyarakat berubah jauh lebih baik karena seperti yang dikatakan oleh  pengamat politik UI Iberamsjah "PKS lebih untung. Dengan begini, dia bisa mengkritik kebijakan pemerintah yang tidak sesuai, tanpa takut lagi," Semoga apa yang tidak sesuai dengan kebijakan pemerintahan memang betul adanya kelak di protes oleh PKS dan terus berjuang untuk kepentingan rakyat bukan hanya sekedar ucapan dan bukan pula hanya untunk membangun citra sebelum pemilu 2014.